Mengenal
Sosok Inspiratif
Seorang
Dahlan Iskan
Dahlan Iskan, Direktur Utama PT PLN (Persero) itu
sekarang ditunjuk menjadi menteri BUMN di kabinet Indonesia Bersatu jilid II.
Siapa sebenarnya dia?
Dahlan Iskan yang lahir (tanggal 17 Agustus 1951) di Magetan,
Jawa Timur ini memulai karirnya sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil
di Samarinda (Kalimantan Timur) pada 1975. Dahlan Iskan dibesarkan di
lingkungan pedesaan dangan kondisi serba kekurangan. Orangtuanya lupa tanggal
berapa Dahlan dilahirkan. Dahlan akhirnya memilih tanggal 17 Agustus dengan
alasan mudah diingat karena bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Republik
Indonesia. Adapun di 1976, dia menjadi wartawan majalah Tempo. Sejak 1982,
Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang. Pada reshuffle
Kabinet Indonesia Bersatu II, Dahlan Iskan diangkat sebagai Menteri Negara
Badan Usaha Milik Negara menggantikan Mustafa Abubakar pada tanggal 18 Oktober
2011.
Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos
yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu lima tahun
menjadi surat kabar dengan oplah 300 ribu eksemplar. Namun semangat dan kerja
kerasnya membuktikan kepiawaian beliau sebagai seorang tauladan. Seorang
pemimpin yang dengan cermat mengelola bagian produksi hingga pemasaran.
Ide-idenya secepat gaya bicaranya, lugas dan ceplas-ceplos. Pemimpin yang
selalu datang paling pagi dan pulang juga paling pagi. Kristalisasi keringatnya
yang meskipun sempat menggerogoti kesehatannya, kini terbayar manis.
Ini adalah
sekilas tulisan Dahlan Iskan saat awal-awal membenahi JawaPos:
“Saya dulu
pernah mendengar seseorang bertanya dimana itu JawaPos?, dan saya jawab,
“JawaPos itu di depan bank karman”, Bank kecil yang tempatnya hampir tidak
terlihat itu masih lebih terkenal dari kantor JawaPos, mulai saat itu saya
bertekad untuk menjadikan JawaPos lebih dikenal setidaknya jika ada yg bertanya
dimana letak Bank karman, maka saya akan menjawab dengan bangga, “Bank karman
itu di depan JawaPos”
Lima tahun
kemudian, terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat
kabar terbesar di Indonesia, di mana memiliki lebih dari 80 surat kabar,
tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada 1997, ia
berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya,
dan kemudian gedung serupa di Jakarta.
Di tangan Dahlan, Jawa Pos juga berkembang ke stasiun
televisi lokal. Pada 2001, RTV menjadi stasiun televisi lokal pertama Jawa Pos
Grup di Pekanbaru. Tidak lama kemudian, pada tahun yang sama, Jawa Pos
melahirkan JTV di Surabaya. Pada 2008, Jawa Pos Group telah memiliki 12 stasiun
televisi lokal di berbagai provinsi di Indonesia.Dalam beberapa tahun terakhir,
Jawa Pos juga terjun ke industri listrik. Power plant pertama Jawa Pos beroperasi
di Gresik, untuk memenuhi kebutuhan listrik perusahaan. Sekarang, Jawa Pos juga
sudah memiliki pembangkit listrik komersial, yaitu Pembangkit Pembangkit
Listrik Tenaga Uap Embalut Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.
PLTU Embalut dikelola PT Cahaya Fajar Kaltim dan
merupakan power plant pertama yang dimiliki swasta di luar Jawa. Dahlan
duduk sebagai direktur utama, namun saat ini sudah digantikan oleh Zainal
Muttaqin, orang kepercayaan Dahlan yang juga bos Grup Kaltim Post.Sebelumnya,
ketika dilantik sebagai orang pertama di PLN, Dahlan Iskan tampil beda dari
biasanya. Bos Jawa Pos itu berbaju necis, mengenakan setelan jas, berdasi,
berkopiah, dan bersepatu pantofel. Padahal, sehari-harinya Dahlan terbiasa
mengenakan sepatu kets.
Dahlan Iskan sebagai Direktur Utama PLN pernah menulis
tentang besarnya tekanan publik atas kesalahan yang “nyatanya” tidak semuanya
hasil ketelodoran PLN.Sebagai contoh beliau menceritakan ketika listrik di
Bandara Soekarno-Hatta tiba-tiba padam, spontan seluruh publik ramai menghujat
PLN. Seolah sudah sepatutnya ketika listrik mati, tidak perlu pemikiran dan
investigasi lebih lanjut, pasti PLN yg salah. Tidak ada yang berfikir bagaimana
seharusnya pihak bandara memikirkan penyediaan tenaga cadangan ketika ada
masalah seperti ini. Kemana UPS yang seharusnya mengambil alih ketika ada
gangguan aliran listrik? tidak ada yang peduli. Mulai saat itu beliau bertekad
akan membuat nama baik PLN setidaknya setingkat lebih tinggi dari Bandara
Soekarno-Hatta, sehingga suatu saat ketika listrik Bandara padam, publik tidak
langsung menyalahkan PLN namun mempertanyakan pengelolaan Bandara lebih dulu.
Cerita lain saat perusahaan kontraktor asal Jepang, Mitsubishi,
secara tidak sengaja menghantam instalasi listrik di Muara Karang, Jakarta
membuat sebagian kawasan Jakarta padam. Hari itu nama PLN juga babak belur.
Bisa-bisa akan berbulan-bulan lagi terjadi pemadaman bergilir. Orang tahunya
PLN itu memang sudah parah. Tidak mungkin Mitsubishi bisa salah. Pasti PLN yang
salah. Apalagi pihak Mitsubishi yang semula sudah setuju untuk meminta maaf
secara terbuka ke publik, akhirnya menolak. Alasannya kantor pusatnya di Tokyo
tidak setuju.
Sebagai
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mendorong agar para
direksi BUMN membangun kepercayaan masyarakat dengan segala cara. Seluruh
direksi BUMN harus berkorban untuk membangkitkan kepercayaan masyarakat.
Dahlan mencontohkan sewaktu ia menjadi direktur utama
PT. PLN (Persero), kepercayaan masyarakat terhadap PLN nyaris tidak ada. Untuk
membangun kepercayaan masyarakat, PLN memerlukan suatu pengorbanan untuk
bangkit menuju kepercayaan dari sesuatu yang tadinya sangat tidak dipercaya.
“Saya
mengorbakan diri, saya tidak mengambil gaji selama jadi dirut, tidak mau pakai
mobil dinas, tidak mengambil rumah dinas,” kata Dahlan Iskan diskusi panel
sekaligus peluncuran buku Transformasi BUMN Menuju Pentas Global di Jakarta
Menurut
Dahlan, sebenarnya dia ingin mengambil segala fasilitas dari PLN namun untuk
membangun kepercayaan dari masyarakat, langkah membangun kepercayaan harus
dimulai dari dirinya sendiri. “Untungnya kekayaan saya sebelumnya dari Jawa Pos
sudah banyak, jadinya tidak berkorban-korban banget. Mobil ada, rumah juga
ada,” katanya.
Riwayat
Hidup Dahlan Iskan:
Nama: Dahlan
Iskan
Lahir: Magetan, Jawa Timur, 17 Agustus 1951
Jabatan: Menteri BUMN 19 Oktober - sekarang, Chairman Jawa Pos Grup, 2000 - sekarang.
Istri: -
Anak: Azrul Ananda, Isna Fitriana
Agama: Islam
Pendidikan: Fakultas Hukum IAIN Sunan Ampel, Minout Indonesia LPPM (1979), FINNON LPPM (1980).
Lahir: Magetan, Jawa Timur, 17 Agustus 1951
Jabatan: Menteri BUMN 19 Oktober - sekarang, Chairman Jawa Pos Grup, 2000 - sekarang.
Istri: -
Anak: Azrul Ananda, Isna Fitriana
Agama: Islam
Pendidikan: Fakultas Hukum IAIN Sunan Ampel, Minout Indonesia LPPM (1979), FINNON LPPM (1980).
Karier:
1).Wartawan majalah Tempo (1976)
2).Pemimpin surat kabar Jawa Pos sejak 1982
3).Komisaris PT.Fangbian Iskan Corporindo (FIC) 2009
4).Direktur Utama Perusda PT. PWU Jatim Group (2000)
5).Komisaris pabrik kertas Adiprima Suraprinta
6).Komisaris Power Plant PT. Prima Elektrik Power di Surabaya
7).Direktur Utama Power Plant PT.Cahaya Fajar Kaltim
8).Komisaris Kaltim Elektrik Power
9).Ketua Umum Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS) se-Indonesia
10).CEO Jawa Pos Group, 2000
11).Direktur Utama PLN 23 Desember 2009 - 19 Oktober 2011
12).Menteri BUMN, 19 Oktober - sekarang
1).Wartawan majalah Tempo (1976)
2).Pemimpin surat kabar Jawa Pos sejak 1982
3).Komisaris PT.Fangbian Iskan Corporindo (FIC) 2009
4).Direktur Utama Perusda PT. PWU Jatim Group (2000)
5).Komisaris pabrik kertas Adiprima Suraprinta
6).Komisaris Power Plant PT. Prima Elektrik Power di Surabaya
7).Direktur Utama Power Plant PT.Cahaya Fajar Kaltim
8).Komisaris Kaltim Elektrik Power
9).Ketua Umum Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS) se-Indonesia
10).CEO Jawa Pos Group, 2000
11).Direktur Utama PLN 23 Desember 2009 - 19 Oktober 2011
12).Menteri BUMN, 19 Oktober - sekarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar